Breaking News
---

TELEVISI DAN MASA DEPAN ANAK

KARAWANG-PELITAKARAWANG.COM-. 
Zaman Nabi Musa As.
Dalam sejarah hidupnya, Nabi Musa AS diceritakan, semasa kecilnya beliau mengalami kisah harus memilih antara api dan roti yang diperintahkan oleh Raja Fir’aun kala itu. Selanjutnya menurut kisah, terpilihlah api oleh Musa (ada beberapa buku sejarah yang telah menceritakan hampir sama tentang beliau bicaranya kurang nyata alias rada cadel akibat lidahnya terbakar). Jauh sudah berlalu sejarah Musa AS tapi kita bisa ambil hikmah dari perjalanan kisahnya, “seorang anak (baca Musa) yang belum bisa berfikir luas, tentukan pilihan yang benar atau salah dan tidak tahu resiko bahaya dari api (keputusan)”. Kisah sebagai study banding dalam arti secara manusiawi terlepas dari kenabian Musa AS. Jadi seorang anak sulit membedakan mana bahaya atau yang merugikan dari tingkahnya sehari-hari. Bagaimana sekarang?
Zaman Globalisasi.

Oleh:
 Asep Rahmat Hidayat, S.Hum
Kini abad-abad telah berlalu bila dihitung waktu kejadian Musa. Kini saatnya mensikapi anak dan perkembangannya, karena era globalisasi telah menyeret anak ke jurang lain dari hasil zaman maju, dulu dan sekarang jauh berbeda karena perkembangan, adanya media informasi dan komunikasi (Televisi, HP dan Game) membawa dampak negatif pula, mungkin bisa terjadi dari cara orang tua cuman sayang berlebihan, yang penting anak tidak nangis atau anak meminta tanpa ditolak hingga filterilisasi lepas, akibat telah diketemukan beberapa anak seusia TK/SD kelas 4, anak nonton TV tanpa batas waktu dan tidak selektif acara yang ditonton. Ini juga diperparah oleh adanya beberapa acara TV swasta yang ada (media gambar) tersiar di Indonesia, banyak yang mempertontonkan yang bukan hak anak, ditunjang tidak sesuai waktu tayang dan untuk siapa acara dipublikasikan, apakah layak anak diperlihatkan macam-macam adegan missal ciuman, sulap, kekerasan dan lainnya. Ada saatnya anak diberikan pendidikan itu, missal hal sex.

Pemerintah seyogyanya segera adakan telisik masalah dan dampaknya, bukan hanya hak pajak atau penghasilan dari kontribusi televisi bersangkutan jadi dipertimbangkan, anak bangsa pelihara dan jaga dari arus negatif acara era globalisasi yang tidak mendidik, bagaimana masa depan dan jiwa anak-anak jika terkontaminasi arus negatif? Satu bukti kecil tertuak penulis, jangan dipungkiri bila memperhatikan dan seksama, banyak anak-anak SD dan SMP hapal jadwal TV dibanding jadwal pelajaran, pergaulan bebas, meningkatnya MIRA-SANTIKA. 

Hasil temuan, akibat yang ada datang dari sifat anak yang suka menirukan kejadian, mencoba-coba dan ajakan sesama rekan mereka, semua tidak akan sempurna penyelesaian permasalahan tanpa peran serta keluarga. Tugas mendidik sangat tergambar utama adalah orang tua semata dan lingkungannya. Menyalahkan satu pihak tertentu dalam pendidikan anak adalah tidak bijak, solusi terbaik mencari cara sekarang, misalkan memberikan kasih sayang dengan tepat, bukan memanjakan nonton TV tidak terbatas waktu dan tanpa kontrolnya, hal itu tidak mendidik bagi anak. APAKAH MAU ANAK-ANAK TERBUNUH KARAKTERNYA AKIBAT TV?? Menurut ahli, bisa membahayakan kesehatan di sisi lainnya dari nonton TV yang berlebihan adalah rabun atau otak.

@Redaksi 2013 E Mail : pelitakarawang@gmail.com - redaksipelitakarawang1@gmail.com
PELITAKARAWANG.COM
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan