HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

PGRI Janganlah Terkontaminasi Politik & Jangan Untuk kepentingan Politik Sesaat

Karawang-.PELITAKARAWANG.COM-.Panggung Kreasi Seni dan Budaya PGRI Cilamaya Wetan, diresmikan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang, Senin (23/9) kemarin. Panggung yang menelan biaya Rp 27 juta tersebut, rampung dibangun setelah dikerjakan selama 3 minggu. Hadir dalam acara yang ditandai gunting pita secara simbolis ini, Kepala UPTD PAUD/SD, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan calon legislatif (caleg) Gerindra DPRD Provinsi Jawa Barat, Gina Fadhila Swara.

Ketua panitia pembangunan panggung, Hasyim S.Pd mengatakan, peresmian Panggung PGRI ini menelan biaya Rp 27 juta. Dengan sumber pendanaan infaq dari para guru PNS sebesar Rp 50 ribu per orang hingga terkumpul Rp 12 juta. Namun pengerjaan yang bertahap dalam termin pertama, sudah menghabiskan dana Rp 12 juta lebih. Karenanya, ada tambahan Rp 15 juta yang disumbang dari 36 kepala sekolah selama dua bulan secara tanggung renteng, sampai akhirnya panggung yang dicor tebal berukuran sekitar 8 X 8 meter tersebut rampung. "Saya berharap, dengan adanya panggung kreasi seni, menambah keterampilan dan memperluas akses kegiatan para guru di Cilamaya Wetan. Tahap pertama saja kita menelan biaya Rp 12 juta, uangnya kita terima sumbangan dari para guru dan kasek," katanya.

Sementara itu, Ketua PGRI Cilamaya Wetan, Hadis S.Pd mengatakan, keberadaan panggung kreasi seni dan budaya milik PGRI tersebut, sebagai pelengkap sarana pendidikan di Kecamatan Cilamaya Wetan. Paska diresmikan, ia juga bercita-cita merehab kantor PGRI Cilamaya Wetan dan akan dijadikan aula serba guna. Hadis mendapatkan kabar, PGRI Cilamaya Wetan bakal mendapatkan bantuan sebesar Rp 250 juta. "Saya berharap, proposal yang diajukan ke PGRI Karawang, terealisasi tahun ini. Mengingat masa kepengurusan diakhir tahun ini akan berakhir," harapnya.

Disinggung netralitas PGRI dalam perpolitikan jelang pileg, Hadis menepis anggapan kehadiran putri Bupati Karawang yang juga caleg DPRD Provinsi Jawa Barat sebagai upaya dukung mendukung dari lembaganya. PGRI secara kelembagaan, membukakan pintu lebar untuk tokoh politik Karawang, karena persoalan pilihan adalah urusan individu. Karenanya, kehadiran orang politik di acara peresmian PGRI ini, merupakan ajang silaturahmi biasa, begitu pun penggunaan jam belajar yang mana hakikatnya PGRI mengambil jam-jam istirahat saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). "Di kita memiliki anggota 270 guru, tapi tak ada niatan kita untuk lakukan politisasi PGRI, yang terpenting silaturahmi dengan siapapun haru kita jaga," sanggah dia.

Sementara itu, Kepala UPTD PAUD/SD Cilamaya Wetan, H Moch Yahya Hambali, mengapresiasi peningkatan sarana prasarana PGRI penunjang kegiatan guru. "Saya berharap, baik panggung maupun aula serba guna PGRI kedepan bisa lebih baik," pungkasnya

Kasim Suriadinata ,S.Pd salah satu mantan pengawas Disdikpora Karawang yang kini aktif di yayasan yang dia pimpin menyebutkan kehadiaran Gina, anaknya bupati Karawang tidak usah dibesar-besarkan,cuma hanya mengingatkan saja ke pengurus PGRI dari cabang hingga kabupaten,jangan lah terkontaminasi politik dan jangan bawa pula lembaga dalam kepentingan politik sesaat saja,perlu di catat pengalaman masa lalu secara nnyata.

Sdr.Hadis tidak usah berdalih apapun karena orang dapat menilai kehadiaran Sdri.Gina di lokasi karena dari sudut pandang mana pun saya melihatnya mentok,jika sebagai wali murid apakah yang bersangkutan mempunyai anak ,atau ada kerabat atau bisa memang ada kontribusi lain dari yang bersangkutan,ujar dia.

Insya Allah kehadiran Sdri.Gina membawa angin segar untuk kemajuan pendidikan Karawang dan kita tidak boleh berburuk sangka serta tidak munafik membutuhkan gina-gina lain yang mau peduli kependidikan dengan keikhlasan,harap Kasim.

PGRI adalah lembaga propesional dan di huni oleh para PNS ,sebaiknya netralitas PNS guru harus dijaga dan di pelihara termasuk oleh lembaga,artinya jangan menyeret anggotanya ke ranah politik,tandas Kasim.

Sebaiknya pula,siapapun mulai dari sekarang jika akan menghadirkan seorang caleg dari partai mana pun harus bisa menimbang rasa dan melihat posisi, apalagi birokrasi harus sesuai peraturan yang berlaku yaitu netral termasuk para penghuni di dalamnya,tukas dia. (RD/Aj.) @redaksi 2013.


 www.pelitakarawang.com
Posting Komentar
Tutup Iklan
Floating Ad Space