Breaking News
---

Soal Dugaan Buku Pelajaran Bernuansa Pornografi

BANDUNG-PELITAKARAWANG.COM -. Disdik Jabar, menyikapi pemberitaan beberapa media massa yang memberitakan dugaan buku pelajaran bernuansa pornografi.  Disdik Prov.Jabar dalam klarifikasinya membantah bahwa buku yang diisukan ada muatan pornografi. Penjelasan tersebut, disampaikan Kepala Balai Pengembangan Bahasa Disdik Prov.Jabar, Husein R Hasan dalam keterangannya kepada wartawan di Kantor Disdik Prov.Jabar, jalan Dr Radjiman Kota Bandung (31/1).

Husein dalam keterangannya memaparkan, pihak pemerintah daerah dalam hal ini Disdik Prov.Jabar memfasilitasi buku pengajaran termasuk buku bacaan Bahasa Sunda. Selain buku, pelatihan untuk guru Bahasa Sunda juga difasilitasi.

Pengayaan referensi buku Bahasa Sunda dengan merujuk kepada hasil survey tahun 2006 memang diperlukan karena berdasarkan hasil survey, kendala pembelajaran Bahasa Sunda diantaranya referensi buku yang kurang.
Untuk merespon kondisi tersebut, pihak Disdik Prov.Jabar mengundang para penulis karya Sastra Sunda. Para penulis didatangkan dari beberapa Perguruan Tinggi diantaranya Jurusan Bahasa Sunda UPI dan Jurusan Sastra Unpad. Dalam rangka fasilitasi referensi Buku Bahasa Sunda di sekolah juga didatangkan para guru Bahasa Sunda yang sudah mempunyai kompetensi dalam pembuatan buku referensi Bahasa Sunda.

Dengan telah dilaksanakannya tahapan proses tersebut, tambah Husein, dalam tahun 2009 diterbitkan 867 judul buku berbahasa Daerah Jabar, baik Bahasa Sunda, Cirebon dan Melayu-Betawi. Dari jumlah tersebut, 114 buku merupakan buku teks pelajaran yang diperuntukkan untuk siswa dari mulai SD sampai SLTA. Selebihnya yaitu sebanyak 746 buku merupakan buku penunjang.

Menurut Husein dari nama buku yang hari-hari terakhir ini diributkan berbau pornografi, buku tersebut merupakan buku untuk umum. Buku tersebut, tidak diberikan kepada siswa, hanya untuk referensi bagi para guru. Sementara itu, dari isinya tidak ada muatan pornografi. Cerita yang disajikan dalam buku tersebut hanya merupakan guyonan yang dalam Bahasa Sunda disebut dengan istilah "cawokah". Guyonan yang ada dalam buku tersebut hanya merupakan isi untuk menghibur para guru yang mungkin didera kejenuhan akibat pekerjaan.

Tentang munculnya isu buku beredar di sekolah, sudah dilakukan peninjauan ke sekolah yang diantaranya SMPN 23 Kota Bandung. Dari hasil peninjauan terungkap buku itu, memang ada di sekolah yang bersangkutan tetapi hanya ada di ruang guru dan tidak ada disimpan di perpustakaan, demikian Husein. @www.pelitakarawang.com
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan