Breaking News
---

Debit Air Waduk Jatiluhur Terus Menurun,"Siaga Kekeringan"

PURWAKARTA-PELITAKARAWANG.COM-:Tinggi muka air Waduk Jatiluhur, Purwakarta,Jawa Barat, terus menurun beberapa hari terakhir menyusul berkurangnya curah hujan di kawasan Bandung. Tinggi muka air saat ini berada pada 95,78 meter di atas permukaan laut (mdpl) padahal normalnya 107,00 mdpl. 

Humas Perum Jasa Tirta (PJT) II Imas Aan di Purwakarta, Kamis (30/8), menjelaskan tinggi muka air di waduk itu pada hari ini direncanakan pada 98,65 mdpl. "Dari rencana tinggi muka air Waduk Jatiluhur 98,65 namun realisasinya hari ini berada pada 95,78. Padahal, idealnya tinggi muka air Waduk Jatiluhur harus berada pada ketinggian 107,00," kata Imas. 

Berkurangnya debit air waduk, jelas dia, disebabkan berkurangnya curah hujan di wilayah Bandung dan sekitarnya sejak beberapa bulan terakhir. Sehingga, imbuh dia, pasokan air ke Waduk Jatiluhur berkurang. Air masuk ke Waduk Jatiluhur hanya mencapai 64,21 meter kubik, sedangkan untuk air keluar mencapai 152,74 meter kubik," papar dia. 

Menurunnya debit air, tambah Imas, juga memengaruhi terhadap kinerja turbin pembangkit listrik di Waduk Jatiluhur. "Dari enam turbin yang ada, hanya empat yang beroperasi. Satu turbin mengalami gangguan dan satu turbin lainnya dalam pemelihaan rutin."Provinsi Jawa Barat menetapkan status siaga kekeringan, setelah 14 dari 26 kota dan kabupaten di Jawa Barat dinyatakan dilanda kekeringan yang termasukkategori parah. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Sigit Ujuwalaprana, Rabu (29/8), mengatakan pascapenetapan status siaga kekeringan akibat kemarau panjang, pihaknya telah mengalokasikan dana Rp15 miliar untuk upaya penanggulangan. 

"Dana tersebut di antaranya diperuntukan untuk penyediakan air, termasuk penyelamatan lahan pertanian, dan pompanisasi. Pompanisasi khusus bagi daerah yang masih memiliki sumber air," ujarnya.. 

Lalu,ke-14 kota dan kabupaten yang termasuk kategori rawan kekeringan, yaitu Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Subang, Garut, Bandung Raya, Tasikmalaya, Cirebon, Majalengka, Indramayu, dan Ciamis.

"Terkait jumlah lahan pertaian dan perkebunan, termasuk areal persawahan, belum bisa dipastikan karena pendataan masih dilakukan," tutur Sigit. 

Untuk mengatasi kondisi ini, BPBD dan pemerintah kabupaten/kota akan membangun fasilitas sumber air minum di lokasi yang masih memungkinkan secepatnya. 

Selain itu, juga membangun tempat-tempat penampungan air bersih untuk dipasok oleh PDAM dan membangun pompa-pompa untuk mengairi sawah yang kekeringan.  +micom.

@ www.pelitakarawang.com
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan