Breaking News
---

2012 Bangkitkan Lagi Pertanian Indonesia, Atau Kita Jadi Pengimpor?

KARAWANG-PELITAKARAWANG.COM-.Pengolahan lahan pertanian dari musim ke musim mengalami penambahan residu yang semakin berpengaruh terhadap kesuburan tanah, dengan berkurangnya produktivitas, dimulai dari tidak sehatnya tanaman di masa pertumbuhan (vegetatif, dan generatif), sampai kepada tidak resistennya tanaman terhadap hama tanaman, yang mengakibatkan penurunan produksi yang semakin kritis, sehingga target panen 8 ton per hektar tidak dapat tercapai, sampai pada kondisi tanah yang semakin miskin hara tersebut petani hanya mampu menghasilkan panen 4-5 ton per hektar, suatu jumlah panen yang sangat berisiko rugi makala petani hanya mendapatkan panen yang cukup untuk menutupi biaya operasional dan sedikit membayar utang sarana produksi pertanian, seperti pupuk dan obat-obatan.

Secara teknis, teknologi pertanian tanaman pangan tidak terlalu ada perbedaan perlakuan dari tahun ke tahun, hanya beberapa petani yang kreatif, yang sudah menyadari akan pentingnya pengolahan tanah yang ramah lingkungan. Dengan upaya pemupukan organik (granule dan cair) untuk meningkatkan mikro organisme yang dapat merombak residu dalam tanah.

Kewenangan pemerintah dari mulai menteri Pertanian, Kepala Daerah Gubernur, Bupati, sebenarnya sangat urgent untuk melakukan pengkawalan dalam produksi tanaman pangan sebagai komoditi utama (beras), yang lebih bersifat politis, karena produk beras bisa menimbulkan gejolak di bangsa ini. Bahkan beberapa “pengejar kepentingan” sangat bangga mengatakan mereka berhasil memberikan raskin, padahal seharusnya istilah “raskin” adalah tidak tepat bagi masyarakat Indonesia, yang selama bertahun-tahun diberikan stigma “miskin”, dan memang ada indikasi “kemiskinan dibiarkan tetap ada dalam jumlah banyak”.

Dengan semakin berkembangnya teknologi pertanian, seharusnya kita tidak lagi menyepelekan kegiatan pertanian, saatnya bangsa ini “serius” menangani pertanian, seperti halnya para pemimpin bangsa ini sangat antusias menggoalkan program industri yang “menggiurkan” karena sangat menguntungkan dengan padat modalnya, sementara pertanian yang “padat karya” sangat lemah daya tawarnya karena kita kembali ditantang dengan produk impor yang sengaja dibiarkan, padahal sektor pertanian adalah sektor yang seharusnya “diproteksi” oleh pemerintah, sampai pada akhirnya kita mampu mengejar ketinggalan dari negeri tetangga yang sudah “sadar” akan pentingnya pertanian, dengan beberapa upaya dalam peningkatan pertanian, seperti teknologi benih, perluasan lahan, penelitian pertanian, yang benar-benar untuk mengatasi kebutuhan pangan yang diiringi pertambahan populasi penduduk negara.

Pangan adalah senjata, jadi sewajarnya kita berfokus dalam peningkatan pembangunan sektor pertanian, dengan jalan melakukan alokasi anggaran yang tepat di 2012 mendatang. Di sinilah peran para wakil rakyat dituntut untuk sangat faham terhadap kondisi kritis negara yang dikenal “agraris” ini.

Selamat Tahun Baru 2012, segera kembalilah dari jalan-jalan ke luar negeri para wakil rakyatku…Bergeraklah segera membangun pertanian..

Penulis:Rudi Setiaprawira SE
Direktur Karawang Agrovision (Klari Karawang).
S1 Ekonomi Unpas Bandung
www.pelitakarawang.com
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan