Breaking News
---

Kerja Otak Mayoritas Pelajar Karawang Tidak Imbang



PELITA KARAWANG.COM - Program Manager and Regional Technical Advisor SSQ International – Indonesia, Burhanuddin AR, SE., MM., mengungkapkan kerja otak mayoritas pelajar di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, tidak seimbang. Sebanyak 61,24% dari mereka lebih terbiasa menggunakan otak kiri-atas sehingga sekalipun rasional namun sikap-sikapnya cenderung menjadi kurang santun.

“Hal itu ditemukan dari hasil penelitian SSQ International, BKPMP Dimensi dan LP4D Madani Institute pada Agustus 2009 berdasarkan kesepakatan kerja sama yang telah ditandatangani pada akhir Mei kemarin,” kata Burhan.



Penelitian tersebut secara luas adalah untuk mengetahui lebih mendalam mengenai potensi dan kepribadian siswa usia wajib belajar pendidikan dasar duabelas tahun (Wajar Dikdas 12 Tahun), terutama untuk mendeskripsikan kepribadian siswa yang diteliti dalam perspektif menuju Insan Pancasilais.


Dalam mengukur potensi dan kepribadian kaum pelajar tersebut digunakanlah konsep manajemen kepribadian menuju peningkatan produktivitas dan kesempurnaan kinerja yang telah acapkali diseminarkan dengan label Pendidikan dan Pelatihan Strategic Spiritual Quotient (SSQ).

“Konsep itu kami format dalam suatu model psychotest berbasis SSQ. Setelah digodog selama sebulan, alhamdulillah, model tersebut dapat dirumuskan, dan pada awal Agustus telah kami aplikasikan,” ujar Burhan lalu dia menandaskan bahwa hasilnya layak dirujuk untuk pengembangan pendidikan masa-masa mendatang.

Diuraikannya, potensi pelajar Karawang dari SD sampai dengan SLTA cukup berkenan untuk menekuni disiplin ilmu eksakta. Akan tetapi condong kurang peduli dalam menjunjung tinggi tatakrama, sopan santun, dan sejenisnya.

Bias yang paling mengkhawatirkan dari keadaan tersebut yakni secara perlahan-lahan generasi muda Karawang dapat terancam kian jauh dari budaya daerah, dan bila ini terjadi sungguh merupakan kerugian yang besar.

Oleh karena itu direkomendasikan kepada berbagai pihak, terutama yang kompeten bergerak di jalur pendidikan, untuk segera menemukan strategi, pola, dan kontens pembelajaran yang lebih seimbang dalam merangsang kerja otak kanan-atas, maupun otak bawah.

Secara teoritik, tutur Burhan, otak atas bekerja untuk hal-hal strategik, dimana yang bagian kiri bersifat rasional, dan yang kanan bersifat irrasional. Sedangkan otak bawah untuk hal-hal yang terkait spiritual, dimana yang bagian kiri bersifat menyiapkan, dan yang kanan bersifat mengontrol./Laporan Nuryogi.

(www.pelitakarawang.com)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan