Breaking News
---

Puasa Belanja? No Way!!!


Image
PELITAKARAWANG.COM-.Bulan Ramadhan adalah saatnya kita mengekang hawa nafsu. Kita harus mengekang nafsu amarah, nafsu nggosipin orang lain, nafsu nonton gambar-gambar yang nggak bener, nafsu berprasangka buruk kepada orang lain, termasuk nafsu syahwat.

Tapi ada nafsu yang sangat sulit untuk dilawan (bahkan cenderung kita umbar) di masa Ramadhan, yaitu nafsu belanja. Sambil menulis artikel ini kemarin (atau dua hari menjelang puasa), saya membukabuka beberapa koran Ibu Kota. Di situ saya temui iklan satu halaman full color dari Matahari.

Dalam iklan super mencolok itu tertulis besar-besar: “Nikmati 1 Hari Hemat Lebih Awal 50%”. Rupanya Matahari sudah curi start untuk memicu perang diskon menyongsong waktu Lebaran. Dalam hati saya mengumpat,“ Berpuasa aja belum, tapi genderang aksi mengumbar nafsu belanja sudah ditabuh bertalu-talu!”

Di halaman lain koran, saya temuai iklan katalog (lagi-lagi 1 halaman full color) milik Electronic City yang dipenuhi foto produk mulai dari TV flat hingga lemari es. Iklannya menggiurkan karena persis di bawah setiap foto produk tertera angka regular price dibandingkan head to head dengan discount price-nya.

Siapapun yang melihatnya (termasuk saya) pasti tak tahan untuk segera ngacir membeli, karena potongan diskonnya memang fantastis. Peritel besar seperti Carrefour, Hypermart atau Giant juga jor-joran beriklan menjelang puasa.Pasalnya,mereka tahu munculnya perilaku belanja di kalangan ibu-ibu yang selalu menyetok barang keperluan sehari-hari menjelang puasa untuk persediaan selama sebulan ke depan.

Alasan ibuibu:,“ Agar buka puasa dan sahurnya lancar,kayak jalan tol bebas hambatan!” Coba mulai hari ini sampai sebulan ke depan Anda buka halaman-halaman iklan koran, pasti Anda akan mendapati iklan-iklan raksasa: mulai dari iklan-iklan program promo mal; iklan kartu kredit bank-bank besar yang menawarkan cicilan 0%; iklan promo tarif murah operator selular; hingga iklaniklan gadget dan mobil yang sesungguhnya nggak nyambung dengan puasa.

Semua jor-joran merayu kita semua untuk berbelanja. Itulah sebabnya saya sering bilang,“Masa Ramadhan adalah masa belanja!” Itu bagi si konsumen.Bagi si marketer lain lagi,“Masa Ramadhan adalah masa jualan!”. Di bulan Ramadhan, nafsu-nafsu yang lain boleh dikekang; tapi nafsu belanja akan tetap jalan, bahkan lebih kencang.

Mood Belanja

Siklus mood belanja di masa Ramadhan biasanya berjalan seperti ini.Ketika Matahari menabuh genderang aksi mengumbar nafsu belanja satu atau dua hari menjelang puasa, saat itulah kita mulai aware dan diingatkan bahwa “masa belanja” telah datang.

Seminggu sebelum puasa,ibuibu akan memborong barangbarang kebutuhan sehari-hari untuk stok selama sebulan berpuasa. Ini tak lain adalah “pemanasan” untuk memasuki puncak masa belanja yang sesungguhnya.

Seminggu pertama berpuasa, mood belanja ini meredup karena kita lagi hot hot-nya menghayati dan menikmati ibadah yang kita jalani setahun sekali ini. Namun setelah itu, mood belanja mulai tumbuh subur seperti layaknya jamur di musim hujan. Dan mood ini mulai betulbetul menggeliat setelah dua minggu lewat kita berpuasa.

Karena itu saya sering menyarankan, kalau Anda melakukan promo puasa-Lebaran, geber-lah promo itu di 15 hari sebelum hari H Lebaran. Setelah dua minggu lewat kita berpuasa, maka kita mulai tidak berkonsentrasi lagi dalam bekerja, apalagi kita-kita yang bekerja di instansi pemerintah.

Masuk kerja boleh dari pagi sampai menjelang maghrib, namun pikiran sudah melanglangbuana ke kampung. Yes: mudik!!! Di kepala kita pun sudah mulai samar-samar terbayang kelebat-kelebat gambar meneduhkan: seluruh kerabat berkumpul setelah shalat Ied, saling maaf-memaafkan,saling canda, saling kangen-kangenan, tentu saja lengkap dengan ketupat dan opor ayam super kental...amboi.

Take-Off

Seiring seisi kepala dipenuhi gambar-gambar suasana kampung halaman yang menyejukkan hati, mood berbelanja pun menggeliat naik kian cepat.Ketika terngiang-ngiang kerabat di kampung, maka hanya satu hal yang kita pikirkan: oleh-oleh.

Oleh-oleh bisa macam-macam; baju, makanan- minuman, perabot rumahtangga, hingga barang-barang elektronik. Di titik inilah aksi serbu mal atau tempat-tempat belanja untuk berburu oleholeh mulai agresif kita lakukan. Ini biasanya terjadi 10 hari sebelum hari H Lebaran.

Seminggu menjelang hari H lebaran biasanya THR mulai mengalir ke kantong.Pada titik ini mood belanja pun betulbetul menemukan momentum puncaknya. Di sinilah kita mulai seperti kesurupan berbelanja. Demi kerabat di kampung segala cara kita gunakan agar bisa membawa oleh-oleh untuk mereka,kalau perlu ngutang.

Itu sebabnya masa lebaran adalah masa panen Pegadaian. THR nggak cukup nggak masalah asal bisa ngutang, segala masalah wes ewess ewesss...lewat dulu; baru dipikir nanti sepulang dari mudik.

Di bulan suci ini mengekang nafsu amarah, harus! Mengekang nafsu nggosipin orang lain, harus! Mengekang nafsu syahwat, harus! Mengekang nafsu belanja,no way!!! Selamat menjalankan ibadah puasa.● YUSWOHADY Pengamat Bisnis dan Pemasaran Blog: www.yuswohady.com Twitter: @yuswohady/SINDO.
 
Redaksi & Yayasan PELITA KARAWANG :Trims Atas Kunjungannya & Selamat Ibadah Puasa Bagi yang menjalakannya."Semoga Memberikan Kemaslahatan Bagi Kita...Amin".
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan