Breaking News
---

Awal Puasa Berpeluang Serentak

JAKARTA-PELITAKARAWANG.COM-.Warga Muhammadiyah sudah memastikan bahwa besok (1/8) mereka mengawali puasa Ramadan 1432 H. Namun, tidak demikian halnya dengan pemerintah dan warga Nahdlatul Ulama (NU).

Pemerintah baru menggelar sidang isbat untuk menentukan awal puasa petang ini pukul 17.00 WIB. Demikian pula halnya dengan NU, yang baru petang ini menerjunkan tim untuk melakukan rukyatulhilal.  ’’Kepastiannya kita tunggu bersama saat sidang (isbat) nanti,’’ ujar Menteri Agama Suryadharma Ali kemarin.

Sidang isbat bakal mengumpulkan hasil pantauan tim yang melihat (rukyat) hilal dari beberapa titik di tanah air. Tahun lalu Kemenag mengumpulkan hasil pantauan hilal dari 12 titik di Indonesia. Antara lain, Biak, Pantai Barat Kupang, Mataram, Makassar, Tenggarong, Condrodipo Gresik, Bukit Belabelu di Jogjakarta, dan Observatorium Bosscha di Bandung. Tahun ini titik melihat hilal juga tidak mengalami perubahan.

Menag tidak memungkiri, penetapan 1 Ramadan versi pemerintah mungkin tidak berbeda dengan versi Muhammadiyah. ’’Peluang bersamaan itu ada. Kan lebih baik jika bersamaan,’’ tandasnya. Tetapi, dia kembali menegaskan, ketetapan pemerintah masih menunggu hasil sidang isbat.

Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Nasaruddin Umar menjelaskan, jika memang ada perbedaan dalam permulaan 1 Ramadan, itu tidak perlu dijadikan perdebatan. Dia mengimbau seluruh umat Islam untuk saling menghormati. Perbedaan awal 1 Ramadan berpeluang terjadi karena ada beragam versi penentuan. Misalnya, penggunaan metode rukyat atau melihat hilal dan metode lainnya dengan hisab.

Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Masjid Istiqlal Mubarok juga belum memastikan kapan salat tarawih pertama digelar. Dia mengatakan, Masjid Istiqlal mengikuti keputusan pemerintah. ’’Intinya, kami sami’na wa atho’na (mendengar dan mengikuti, Red) keputusan Kemenag,’’ jelasnya.

Rais Syuriah PB NU Masdar Farid Masudi tadi malam menjelaskan, PB NU masih belum memutuskan awal 1 Ramadan 1432 H. ’’Kami konsisten menggunakan metode rukyat. Pada intinya, kami sama dengan pemerintah,’’ ujar Masdar.

Masdar mengatakan, bukan persoalan jika nanti terjadi perbedaan permualaan 1 Ramadan antara NU dan Muhammadiyah. ’’Intinya, kan kita mulai berpuasa pada 1 Ramadan,’’ tegasnya.

Masdar menjelaskan, jika pada sidang isbat petang ini tim pemantau tidak melihat hilal, otomatis lama bulan Syakban bakal digenapkan menjadi 30 hari. Jika itu terjadi, permulaan Ramadan jatuh pada Selasa (2/8). (wan/c3/nw/JPNN.) 

Redaksi & Yayasan PELITA KARAWANG :Trims Atas Kunjungannya & Selamat Ibadah Puasa Bagi yang menjalakannya."Semoga Memberikan Kemaslahatan Bagi Kita...Amin".
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan