BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Masjid Kiai Gede

Masjid Kiai Gede terletak di desa Kotawaringin Hulu, KecamatanKotawaringin 
Lama,Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.Masjid ini ltaknya di tengah kota Jan tepatnya di tenggara alun-alun. Pendirian masjid Kiai Gede pada masa pemerintahan Pangeran Dipati Antakesuma (raja Kotawaringin). Masjid diberi nama Kiai Gede, karena jasa dan prakarsa Kiai Gede dalam mengislamkan daerah Kotawaringin. Kiai Gede tersebut sebenarnya bukan orang Kotawaringin tapi berasal dari Jawa. Beliau datang ke Banjarmasin karena perselisihannya dengan Sultan Demak. Sesampai di Banjarmasin, Sultan mengutusnya untuk membuka wilayah baru di bagian barat yang sekarang bemama Kotawaringin. Di daerah ini beliau diangkat menjadi Mangkubumi. Bangunan masjid dikelilingi pagar kayu setinggi ± 1,25 cm, berdiri pada halaman seluas 900 m2. Denahnya berbentuk bujur sangkar berukuran 15,5 × 15,5 m, dengan tipe joglo. Masjid ini merupakan rumah panggung/kolong dengan ketinggian ± 1,5 m dari permukaan tanah. Lantai dan dinding terbuat dari kayu ulin. Untuk masuk ke dalam ruangan dipergunakan tangga yang terbuat dari kayu di samping bangunan. Di dalam bangunan terdapat 36 buah tiang yang terdiri dari tiga jenis yaitu:
tiang 20 ini sebagai penguat dinding/penyangga. Tiang utama (soko guru) berjumlah empat buah terdapat di tengah ruangan. Bentuk-nya segi delapan dan pada keempat sisinya penuh dengan ukiran ber-matif sulur-sulur dan spiral.Tiang berdiri di atas umpak yang ber-bentuk kelopak bunga teratai.
2.Tiang dengan bentuk silinder (bulat) berjumlah 12 buah ukuran-nya lebih kecil dari tiang soko guru, tidak berukir. Pada bagian tengah bulatannya lebih kecil dari bagian bawah dan atas, juga. berdiri di atas umpak lebih sederhana dari umpak sokoguru. Letaknya mengelilingi tiang sokoguru.
3.Tiang yang berjumlah 20 buah merupakan deretan ke dua mengelilingi sokoguru. Bentuk bulat dan lebih kecil dari tiang 12, letaknya menempel pada dinding dalam masdjid. Fungsi tiang 20 ini sebagai penguat dinding/penyangga.

Selain tiang dalam bangunan utama terdapat mihrab dan mimbar. Sebagai pelengkap masjid dalam ruangan juga terdapat bedug yang merupakan hadiah dari kerajaan Demak. Ukuran panjang 161 cm dengan garis tengah 58 cm dan digantung dengan rantai besar. Bagian bawahnya terdapat tulisan Jawa Kuno dengan tahun Saka. Pada bagian belakang terdapat bangunan tambahan berukuran 5 × 12 m, tepat di tengah-tengah bangunan induk. Fungsi bangunan mi sebagai tempat jamaah yang terlambat datang. Sebenarnya bangunan ini untuk jamaah wanita. Dinding terbuat dan kayu dengan lubang angin di bagian atasnya. bangunan mempunyai atap seperti atap puncak bangunan induk. Di muka masjid ada bangunan kecil untuk tempat wudhu. Pelengkap masjid lain adalah jam penunjuk waktu shalat yang terbuat dari kayu dan berupa tugu. Atap bangunan merupakan atap tumpang tiga dari bahan sirap. Di antara tingkatan atap terdapat dinding dari kayu. Pada atap ke tiga bentuk seperti kerucut dan di puncaknya terdapat hiasan bunga tiga tangkai. Di bagian bawah atap, bagian ujungnya ada hiasan sulur. Antara atap ke dua dan ke tiga pada ujung bawah dinding atap tingkat dua terdapat tiang sebagai penyangga atap teratas dilengkapi alat pengeras suara untuk mengumandangkan adzan. Masjid Kiai Gede telah mengalami tiga kali perbaikan yaitu tahun 1951 dilakukan penambahan bagian teras, atap sirap dengan dana swadaya dari masyarakat setempat dan dibantu oleh para jamaah masjid. Perbaikan kedua pada bagian mimbar tahun 1968. Tahun anggaran 1980/1981-1985/1986 dilaksanakan pemugaran oleh Bidang Permuseuman Sejarah dan Keprubakalaan Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Tengah melalui Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan peninggalan Sejarah dan Purbakala Kalimantan Tengah.
1.lebih kecil dari tiang 12, letaknya menempel pada dinding dalam masjid. fungsi tiang 20 ini sebagai penguat dinding/penyangga. Tiang utama (soko guru) berjumlah empat buah terdapat di tengah ruangan. Bentuk-nya segi delapan dan pada keempat sisinya penuh dengan ukiran ber-matif sulur-sulur dan spiral. Tiang berdiri di atas umpak yang ber-bentuk kelopak bunga teratai.
2.Tiang dengan bentuk silinder (bulat) berjumlah 12 buah ukuran-nya lebih kecil dari tiang soko guru, tidak berukir. Pada bagian tengah bulatannya lebih kecil dari bagian bawah dan atas, juga. berdiri di atas umpak lebih sederhana dari umpak sokoguru. Letaknya mengelilingi tiang sokoguru.
3.Tiang yang berjumlah 20 buah merupakan deretan ke dua mengelilingi sokoguru. Bentuk bulat dan lebih kecil dari tiang 12, letaknya menempel pada dinding dalam masdjid. Fungsi tiang 20 ini sebagai penguat dinding/penyangga.

Selain tiang dalam bangunan utama terdapat mihrab dan mimbar. Sebagai pelengkap masjid dalam ruangan juga terdapat bedug yang merupakan hadiah dari kerajaan Demak. Ukuran panjang 161 cm dengan garis tengah 58 cm dan digantung dengan rantai besar. Bagian bawahnya terdapat tulisan Jawa Kuno dengan tahun Saka. Pada bagian belakang terdapat bangunan tambahan berukuran 5 × 12 m, tepat di tengah-tengah bangunan induk. Fungsi bangunan mi sebagai tempat jamaah yang terlambat datang. Sebenarnya bangunan ini untuk jamaah wanita. Dinding terbuat dan kayu dengan lubang angin di bagian atasnya. bangunan mempunyai atap seperti atap puncak bangunan induk. Di muka masjid ada bangunan kecil untuk tempat wudhu. Pelengkap masjid lain adalah jam penunjuk waktu shalat yang terbuat dari kayu dan berupa tugu. Atap bangunan merupakan atap tumpang tiga dari bahan sirap. Di antara tingkatan atap terdapat dinding dari kayu. Pada atap ke tiga bentuk seperti kerucut dan di puncaknya terdapat hiasan bunga tiga tangkai. Di bagian bawah atap, bagian ujungnya ada hiasan sulur. Antara atap ke dua dan ke tiga pada ujung bawah dinding atap tingkat dua terdapat tiang sebagai penyangga atap teratas dilengkapi alat pengeras suara untuk mengumandangkan adzan. Masjid Kiai Gede telah mengalami tiga kali perbaikan yaitu tahun 1951 dilakukan penambahan bagian teras, atap sirap dengan dana swadaya dari masyarakat setempat dan dibantu oleh para jamaah masjid. Perbaikan kedua pada bagian mimbar tahun 1968. ahun anggaran 1980/1981-1985/1986 dilaksanakan pemugaran oleh Bidang Permuseuman Sejarah dan Keprubakalaan Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Tengah melalui Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan peninggalan Sejarah dan Purbakala Kalimantan Tengah.
(F.N, sumber msjd kuno ditjen kebud depdikbud/kemenag ri).
Posting Komentar