LONJAKAN HARGA BERAS
Selasa, November 30, 2010
Belum lama menikmati harga beras yang relatif stabil tiba-tiba saja di sejumlah daerah ada suara bahwa harga beras mulai naik. Harga beras kualitas medium di beberapa daerah di Jawa naik rata-rata Rp 500 hingga Rp 700 per kilogram.
Harga beras C4 kualitas medium di Semarang Rp 8.000 per kilogram ditangan konsumen, sementara harga beras Membramo sudah menembus angka Rp 10.000 per kilogram. Para pedagang beras skala besar menilai kenaikan ini sebagai hal yang wajar sebagai reaksi pasar terhadap menipisnya stok beras di pasar.
Namun para pengamat menilai, kenaikan harga beras kali ini harus ditanggapi dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah dan semua pihak yang terkait dengan masalah perberasan nasional.
Meskipun Menteri Pertanian Suswono sudah menegaskan adanya kenaikan produksi beras nasional namun karena panen baru akan dilakukan awal tahun depan, maka besar kemungkinan pada dua bulan ini akan terjadi gejolak harga beras. Bila tidak dilakukan antisipasi dengan baik maka lonjakan harga beras bisa tidak terkendali, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan melonjak mencapai angka tidak wajar yang tentunya sangat memberatkan rakyat.
Langkah antisipasi paling tepat saat ini adalah dengan melakukan operasi pasar untuk menekan lonjakan harga yang tidak terkendali. Bulog sudah seharusnya memainkan peran lebih aktif untuk mengendalikan pasar. Stok beras di gudang Bulog sudah seharusnya mulai dilepas untuk menambah jumlah stok beras yang tersedia di pasar.
Di sini dibutuhkan langkah cepat dan tepat dari bulog untuk melakukan operasi pasar. Pengalaman selama ini operasi pasar tidak terlalu efektif menekan harga beras karena tidak tepat sasaran dan cenderung ‘setengah-setengah’. Artinya, beras yang digelontorkan ke pasar tidak cukup mampu ‘mengguncang’ pasar sehingga harga cenderung tetap tinggi.
Di sisi lain, perlu juga diantisipasi kemungkinan terjadinya kekosongan beras di sejumlah daerah akibat perbedaan harga antar daerah yang cukup tinggi. Kecenderungan itu sekarang sudah mulai tampak, di mana para pedagang besar lebih senang mengirimkan berasnya ke luar Jawa dari pada mengirimkan ke Jakarta karena harga di luar Jawa relatif lebih baik.
Sumber:sinar tani