Breaking News
---

Presiden dan Ibu Ani Berduka Atas Meninggalnya 6 TKI Taiwan

Jakarta, - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono menyampaikan salam duka mendalam atas meninggalnya 6 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sedang membangun jembatan tol di Taiwan, pada 30 September lalu.

Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono berdoa kepada keluarga yang ditnggalkan semoga diberikan ketabahan dan kesabaran.Pesan Kepala Negara itu disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat.

”Inna Lillah Wa Inna Ilaiho Rojiun,” ucap Jumhur Hidayat sebanyak 3 kali ketika memberi sambutan di hadapan keluarga korban di Lounge TKI Terminal 2 Bandara Soetta, Tangerang, Minggu, (31/10).

Kepala BNP2TKI datang didampingi oleh Direktur Advokasi dan Perlindungan Kawasan Asia Pasifik BNP2TKI H Sadono SH, Kepala Satuan Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang AKBP Roelly Laheba, SH, MH, Perwakilan Kemenakertrans Oskar Abdulrahim, Pejabat Bidang Tenaga Kerja dari Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taipeh, Sri Setyowati, dan pihak terkait lainnya.

Menurut Jumhur, ke-6 orang TKI itu meninggal ketika sedang bertugas untuk membantu keluarga yang dicintai di tanah air. Mereka berjuang dengan penuh kemuliaan.

"Menurut agama Islam, orang yang meninggal karena kecalakaan itu dikategorikan sebagai mati syahid dan akan dimasukkan oleh Allah SWT ke surganya yang abadi," ucap Kepala BNP2TKI saat memimpin do’a bagi ke-6 TKI yang meninggal di Taiwan tersebut.

Kelima jenazah yang diterima Kepala BNP2TKI seluruhnya dariJawa Tengah, yaitu (1) Suprapto asal Ngeluk, Penawangan, Grobogan; (2) Riwanto asal Rancawiru, Pangkah, Tegal; (3) Sunaryo asal Kedunguter, Brebes; (4) Sutarji asal Tunggulsari, Kaliori, Rembang; dan (5) Sirmanto yang merupakan adik kandung almarhum Sutarji. Sedangakkan 1 orang lagi, Ali Mansur langsung diterbangkan ke bandara Juanda, Surabaya.

Menurut Jumhur, sesuai dengan hukum yang berlaku di Taiwan, beaya kepulangan ke-6 orang TKI hingga penguburan ditangung oleh perusahaan yang mempekerjakannya sebesar 300 ribu dolar NT. Dari jumlah itu, masih terdapat sisa 61ribu dolar NT ditambah dengan bantuan dari Departemen Perhubungan Pemerintah Taiwan sebesar 30 ribu dolat NT..

”Jadi total yang akan diterima keluarga TKI nanti yaitu 1 juta NT atau setara dengan Rp 370juta ditambah dengan Rp76juta,” ujar Jumhur.

Jumhur menambahkan, selain dana yang bersumber dari perusahaan dan pemerintah Taiwan, Kemenakertrans juga telah membantu santunan kepada keluarga keenam TKI masing-masing sebesar Rp 5 juta dan dari BNP2TKI sendiri masing-masing Rp 2,5 juta.

Sedangkan dari Asuransi Paladin, kata Jumhur,.TKI yang bernama Sunaryo masih akan mendapat tunjangan asuransi sebesar Rp 45juta.

Selain itu Paladin juga akan memberikan santunan kepada masing-masing TKI di luar tanggungannya masing-masing sebesar Rp 2juta.

Kepada keluarga, Jumhur mengatakan jika ingin berdamai tunjangan sebesar Rp 370 juta itu bisa akan segera didapatkan dalam waktu 1bulan. Namun, jika ingin memproses ke pengadilan dan jika menang bisa akan mendapatkan sedikit lebih tinggi namun dengan proses waktu yang lama.

”Kami menunggu khabar dari para ahli waris jalan mana yang akan ditempuh. Prinsipnya kami akan membantu segala hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan hak-hak keluarga korban,” terang Jumhur.(Zul/BNP2TKI)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan