PRODUK INDONESIA MERIAHKAN PAMERAN INTERNASIONAL THESSALONIKI
Kamis, September 16, 2010
PKOL-.Kalangan bisnis Indonesia kembali berpartisipasi pada Thessaloniki International Fair (TIF) ke-75 di kota kedua terbesar Yunani, Thessaloniki (11-19 September 2010). Berbagai produk khas Indonesia seperti kerajinan tangan, perabotan dari bambu, perhiasan perak, baju batik dan aksesoris, cermin dan kerajinan dari kaca asal Jakarta, Bali dan Jawa Tengah menyemarakkan anjungan Indonesia seluas 36 meter persegi.
Partisipasi Indonesia pada pameran ini dikoordinir oleh BKPM bekerja sama dengan KBRI Athena. Selain promosi produk-produk dari beberapa daerah, BKPM melakukan promosi peluang usaha dan investasi di Indonesia melalui business contact; presentasi video; display dan penyebaran brosur/buku-buku kepada pengunjung selama pameran.
Perusahaan UKM yang berpartisipasi pada pameran kali ini adalah Dati Handicraft (kerajinan tangan dari Jakarta Selatan), Shaniqua Bamboo (perabotan bambu dari Jakarta), UD Puspa Mega (Perhiasan perak dari Bali), Daun Agel (kerajinan tangan dari Madura), Rudjito Glass & Craft (cermin dan kerajinan kaca dari Jawa Tengah) dan Batik Chic (baju dan aksesoris batik dari Jakarta).
Melengkapi partisipasi BKPM dan UKM dari Indonesia, KBRI Athena bersama dengan Konsul Kehormatan RI di Thessaloniki, Dimitri Ramouglo dan Dharma Wanita menampilkan berbagai perabotan dari Serat Pisang dan berbagai souvenir, pakaian dan selendang batik yang mengundang perhatian pengunjung.
KBRI juga menggunakan kesempatan pameran dimaksud untuk mensosialisasikan kegiatan the 25th Trade Expo Indonesia di Jakarta, 13-17 Oktober serta Tourism Indonesia Mart & Expo di Lombok, 12-15 Oktober 2010.
Keikutsertaan Indonesia pada pameran TIF mendapat tanggapan positif dengan ramainya pengunjung memadati stand. Para pengunjung saling bersaing untuk membeli produk Indonesia.
TIF merupakan pameran dagang tahunan terbesar di Yunani yang menampilkan berbagai jenis produk termasuk real estate, bahan bangunan/konstruksi, energi, perabotan dan kerajinan tangan, taman dan peralatannya, otomotif, fashion, makanan dan minuman, perbankan dan sektor lainnya. Untuk tahun 2010, Hongaria menjadi honour country dengan menempati pavilion seluas 1000 meter persegi dan melakukan promosi terpadu Trade, Tourism and Investment.
Ditunjang area seluas 180.000 meter persegi dan letak geografis sebagai salah satu pintu masuk ke kawasan Balkan, TIF menjadi pameran internasional yang diminati di kawasan Eropa.
Hal ini nampak melalui tingginya partisipasi yang mencapai 1075 perusahaan dari 50 negara termasuk USA, Republik Rakyat China, Korea Selatan, Jepang, Inggris, Perancis, Jerman, India, Austria, Singapura dan Swiss serta beberapa pengusaha dari Indonesia.
Pameran dagang yang telah telah dilaksanakan sejak tahun 1926 ini, menyedot pengunjung rata-rata 300.000 per tahun. Meskipun dampak krisis ekonomi masih terasa di negara ini, namun pameran ini mampu dihadiri ribuan pengunjung pada hari biasa dan ratusan ratusan ribu pengunjung pada akhir pekan.
TIF dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Yunani George Papandreou pada 11 September 2010 yang dihadiri antara lain oleh seluruh menteri, anggota parlemen, pimpinan berbagai partai politik, para Duta Besar Negara asing dan kalangan bisnis.
PM Papandreou dalam pidato pembukaan menyampaikan program prioritas pemerintah untuk tahun 2011 di berbagai bidang termasuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan defisit dan pemberantasan korupsi. PM juga menjelaskan mengenai situasi ekonomi dan keuangan serta perkembangan upaya reformasi dan pemulihan yang sedang ditempuh pemerintah.
Sebagai penutup, ia menyampaikan penghargaan kepada peserta yang berpartisipasi pada TIF tahun ini meskipun Yunani sedang diliputi krisis ekonomi.
Pejabat BKPM yang mewakili dan hadir pada pameran ini yaitu Wakil Kepala BKPM, Yus’an dan Deputi Bidang Promosi, Darmawan Djayusman. Wakil Kepala BKPM menilai pameran ini sangat penting bagi ajang promosi perdagangan dan upaya BKPM dalam menarik investasi pengusaha Eropa ke Indonesia.
Dubes RI untuk Yunani juga menyambut gembira atas partisipasi Indonesia yang diprakarsai oleh BKPM, dengan harapan dapat mengundang para investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.
Dubes juga mengharapkan agar keikutsertaan Indonesia dapat turut memperluas peluang bisnis pengusaha Indonesia, mengingat peserta yang hadir pada pameran tersebut bukan saja dari pengusaha Yunani namun banyak negara besar lainnya. Dubes juga mengharapkan agar partisipasi 6 UKM dapat memperluas business to business contact and networking terutama dengan pengusaha Yunani.
Diharapkan upaya-upaya promosi perdagangan dan investasi tersebut dapat meningkatkan minat pebisnis/investor Yunani ke Indonesia di masa datang. (Sumber KBRI Athena).