Breaking News
---

IMPOR BERAS


PELITA OL-.Mungkin ada yang heran, ketika Menteri Pertanian menyatakan bahwa Indonesia akan mengimpor beras. Keheranan ini dihubungkan dengan pernyataan-pernyataan selama ini bahwa tahun 2010 produksi padi bagus. Angka Ramalan II Badan Pusat Statistik memperkirakan produksi padi sebanyak 65,15 juta ton gabah kering giling (GKG) atau 40,9 juta ton beras.
Sementara konsumsi hanya 39,5 juta ton sehingga surplus 1,4 juta bahkan pemerintah menjamin ada cadangan pangan per 31 Desember 2010 sebesar 5,6 juta ton. Angka inipun sekaligus “melawan” arus yang seakan-akan dengan iklim tahun ini produksi padi akan turun. Namun, angka ini tidak mengasumsikan adanya gangguan perubahan iklim.
Kalau kondisinya sebagus ini lalu kenapa harus impor beras ? Ternyata walaupun produksi bagus tidak diimbangi dengan pembentukan cadangan beras. Karena cadangan beras di Bulog saat ini hanya 1,4 juta ton. Mengapa ? Ada pendapat yang mengatakan sebenarnya peluang Bulog untuk membeli beras sebanyak banyak hanya ada pada bulan Maret-April 2010 saat panen raya karena harga beras banyak yang berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Tetapi karena kualitasnya jelek, Bulog tidak membeli.
Sementara kondisi sekarang ini sulit bagi Bulog untuk membeli beras karena harga beras di pasar rata-rata di atas HPP. Oleh karena itu dimasa datang diperlukan kebijakan baru yang memungkinkan Bulog bisa membeli beras di luar HPP atau pemerintah menentukan HPP ganda berbasis kualitas.
Tapi pendapat lain menyatakan karena surplus gabah tahun ini yang kecil, disebabkan produksi hanya naik 1,17 % tak sepadan dengan pertumbuhan konsumsi beras sebesar 1,49 % setahun. Akibatnya seluruh produksi diserap pasar dan Bulog sulit mendapatkan beras sesuai ketentuan HPP.
Dengan cadangan Bulog 1,4 juta ton, menurut Pemerintah cadangan ini riskan, karena terlalu kecil. Pertama, ada pengalaman yang menarik dengan kecilnya cadangan ini. Begitu para pedagang mengetahui cadangan beras Bulog kecil, maka pedagang berasumsi tidak akan kuat untuk menahan gempuran pasar, sehingga pedagang mencoba mengadu kekuatan dengan mempertahankan posisi harga beras tinggi. Bahkan pedagang besar berani mempermainkan harga.
Kedua, dengan cadangan Bulog yang kecil ini, pemerintah-pun ada rasa kekhawatiran karena tahun depan iklim belum bisa diprediksi. Kalau tahun ini hujan terus ada karena fenomena iklim La Nina, bukan tidak mungkin tahun 2011 gantian El Nino (kemarau berkepanjangan sehingga sasaran produksi tidak tercapai). Ketiga ada kekhawatiran bahwa Indonesia kesulitan mengimpor beras.
Karena menurut Mentan Indonesia mendapat surat dari FAO terkait persoalan pangan yang akan menjadi ancaman. Untuk itu Indonesia perlu memperkuat stok pangan nasional karena Chinapun akan mengimpor 1 juta ton beras. Diperkirakan negara negara lain akan banyak melakukan hal serupa dan dampaknya stok beras di pasar dunia bisa menipis.//www.sinartani.com
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan