Breaking News
---

Hj.ELI AMALIA PRIATNA BERSUARA


PELITA KARAWANG ON LINE-.Rumor yang berkembang selama ini mengenai peran Wakil Bupati Karawang, Hj. Eli Amalia Priatna, yang kabarnya hanya sebagai penggembira’ dalam menjalankan tugas pemerintahan selama ini terjawab sudah. Meski tidak secara langsung, namun Eli mengakui selama menjalankan tugas dia selalu mendapat tekanan.

”Saya jalankan tugas dengan ikhlas meski saya terus ditekan-tekan.” ungkapnya saat bicara dengan 17 LSM, OKP dan Ormas yang hadir dalam acara silaturahmi antar organisasi kepemudaan dikediaman H.Daday Hudaya,Perumahan Galuh Mas Karawang beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu para pemimpin LSM,OKP dan Ormas mendesak Eli Amalia untuk maju menjadi calon Bupati Karawang periode 2010-2015 dalam pemilukada yang akan digelar akhir tahun ini.

Lebih lanjut Eli mengatakan, selama ini dia sangat menghormati posisi Dadang Muchtar baik itu sebagai bupati atau pribadi. Bahkan Eli mengungkapkan saat berniat maju menjadi bakal calon bupati dia sudah minta izin.”Saya sungkem dan minta izin untuk maju dalam pencalonan bupati. Saya melakukan itu karena tahu beliau tidak bisa mencalonkan lagi sebagai bupati.” tambahnya.

Langkah politik Hj. Eli Amalia Priatna, untuk menuju Pemilukada menjadi calon bupati Kabupaten Karawang memang tidak semulus yang diperkirakan sebelumnya. Jalan terjal sudah harus dilalui Eli Amalia di internal partai.

Sebagai kader Partai Golkar, Eli Amalia memilih partai beringin sebagai kendaraan politik mengantarkannya menjadi bupati Karawang periode 2010-2015. Hanya saja, itu belum otomatis Eli bakal memperoleh rekomendasi dari partainya meski dia menduduki posisi penting di partai sebagai wakil ketua DPD partai Golkar. Soalnya, sejumlah nama bakal calon bupati dan wakil bupati juga masuk dalam daftar panitia pemilihan partai Golkar. Mereka dengan berbagai latar belakang mendaftar secara resmi ke partai Golkar saat dimulai proses penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati Karawang.
Dan yang lebih penting lagi perjuangan Eli Amalia untuk memperoleh rekomendasi dari partai bakal lebih berat lantaran figur Dadang S Muchtar, yang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Karawang dan juga bupati Karawang ini konon ceritanya tidak memberi restu dengan langkah politik Eli Amalia menjadi calon bupati.

Tidak adanya restu serta dukungan dari Dadang S Muchtar inilah yang bakal membuat repot Eli Amalia mendapatkan rekomendasi dari partainya untuk maju dalam gelanggang pemilukada sebagai jago dari partai Golkar.Sosok Dadang S Muchtar oleh banyak kalangan dinilai memiliki posisi politik yang strategis menentukan bakal calon dari partai Golkar yang bakal memperoleh rekomendasi partai.Itu sebabnya sejumlah bakal calon bupati atau wakil bupati Karawang banyak yang memohon restu dari Dadang Muchtar sebelum memutuskan maju dalam gelanggang pemilukada.

Soal restu inilah konon ceritanya, tidak didapat Eli Amalia lantaran ketersinggungan Dadang Muchtar oleh sikap Eli yang dinilai lancang mengumumkan pencalonannya sebagai calon bupati.

Padahal saat Eli mengumumkan pencalonannya itu, partai Golkar kabarnya masih menunggu keputusan hukum apakah Dadang Muchtar, yang sudah menjabat dua kali sebagai bupati Karawang, masih boleh mencalonkan lagi sebagai bupati. Pada saat menanti putusan hukum itulah secara tiba-tiba Eli Amalia mengumumkan rencana untuk maju menjadi calon bupati kepada publik. Dimulai dari peristiwa inilah hubungan politik antara Eli Amalia dengan Dadang Muchtar mulai kurang serasi.

Tidak serasi hubungan Eli Amalia dengan Dadang Muchtar ini terus berlanjut yang ditandai dengan adanya manuver politik yang mengarah kepada upaya untuk menghadang langkah politik yang dilakukan Eli Amalia dalam rangka mencari dukungan. Paling tidak itu terlihat ketika Eli Amalia mendaftarkan diri menjadi bakal calon bupati ke partai Golkar beberapa waktu lalu.

Saat mendaftarkan diri ke partai Golkar Eli Amalia dengan menumpang becak diantar oleh sejumlah pengurus kecamatan (PK) menuju sekretariat partai Golkar. Usai acara itu kabarnya Dadang Muchtar memanggil pengurus Golkar tingkat kecamatan, sekaligus menyampaikan kekecewaannya atas tindakan pengurus kecamatan mengantarkan Eli Amalia mendaftar diri menjadi bakal calon bupati.

Eli Amalia memang mulai dihujani sejumlah isu yang mengarah kepada dirinya. Seperti kabar yang menyebut Elia Amalia yang wakil bupati ini telah melupakan tugas negara lantaran lebih sibuk melakukan sosialisasi pencalonannya sebagai bakal calon bupati Karawang. Eli Amalia lebih banyak masuk ke pelosok desa di Kabupaten Karawang untuk sosialisasi bukan karena tugas negara.

Selain itu sejumlah pejabat di Kabupaten Karawang kabarnya enggan bertemu Eli Amalia lantaran takut di cap sebagai pendukung. Padahal dalam tugas kenegaraan, para pejabat itu sah sah saja bertemu dan bicara dengan Eli Amalia. Secara politik inilah yang disebut pengucilan terhadap Eli Amalia sehingga banyak pejabat yang enggan sowan secara terang-terangan bertemu Eli Amalia.

Eli Amalia dalam berbagai kesempatan menangkis isu tersebut dengan mengatakan setiap kunjungan ke desa-desa dilakukan secara terbuka dan dapat dilihat oleh siapapun. Lebih dari itu kunjungannya itu selalu didampingi oleh humas yang meliput kegiatannya, jadi tidak ada alasan dia melalaikan tugas negara. Namun begitu Eli Amalia tidak membantah jika dalam kunjungannya itu ada warga masyarakat yang menanyakan soal rencananya mencalonkan jadi bupati. Dia mengaku aksi warga masyarakat yang menyatakan dukungan kepada dirinya dalam sebuah acara sulit untuk dilarang karena itu terjadi secara spontan saja.

Dalam menangkis sejumlah isu yang berkembang ini Eli Amalia lebih memilih persuasif yaitu melakukan klarifikasi ketimbang menyerang balik si penebar isu. Oleh sejumlah kalangan disebutkan langkah Eli Amalia inilah yang dapat menciptakan suasana Karawang yang kondusif karena tidak membuat suasana tambah panas.
Eli Amalia ketika bicara dengan tokoh masyarakat juga menjelaskan sikap politiknya yang mengutamakan langkah politik yang kontitusional dan berjalan kepada aturan yang berlaku baik ditingkat partai untuk mendapatkan rekomendasi ataupun nantinya saat bertarung dengan calon dari partai lain.

Hal yang sama juga dikatakan ketika menjawab wartawan yang menemuinya Eli Amalia mengatakan tidak terpengaruh dengan pihak lain yang katanya menghadang langkah yang tengah ditempuhnya selama ini.”Saya pasrahkan saja kepada Tuhan, kalau memang harus jadi pemimpin saya siap. Kalaupun tidak mungkin Tuhan punya rencana lain untuk saya. Apapun nantinya harus kita terima dengan hati lapang.” Katanya kepada wartawan beberapa waktu lalu. (di kutip dari www.rengasdengklok.info/2010/07/hj-eli-amalia-priatna-curhat-dengan-lsm.html /Derap Reformasi/Nila Kusuma).
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan