GfOoTUz6TpM6Tfr9TUYpTpC6BY==
Light Dark
BUPATI DAN DIRJEN BIMAS BUDDHA RESMIKAN DHAMMA-SALA VIHARA MANGGALA

BUPATI DAN DIRJEN BIMAS BUDDHA RESMIKAN DHAMMA-SALA VIHARA MANGGALA

Daftar Isi
×
PELITA ON LINE-.
Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muchtar dan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Buddha (Dirjen Bimas Buddha) Kementerian Agama Republik Indonesia, Budi Setiawan meresmikan penggunaan Dhama-Sala Vihara Manggala di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Minggu ,23/5/2010 yang lalu.Peresmian tersebut ditandai dengan ditandatanganinya prasasti dan pengguntingan pita oleh kedua pejabat tersebut.

Acara tidak hanya warga Buddha Karawang yang turut menghadiri prosesi peresmian tersebut,melainkan sejumlah masyarakat beragama Buddha dari Bekasi dan Jakarta pun turut hadir.

Selain beragama muslim, Desa Cemarajaya sendiri merupakan desa yang cukup banyak memiliki penduduk beragama Buddha. Namun demikian, kebersamaan dan kerukunan umat beragama dapat terjalin dengan baik dari waktu ke waktu.

Bupati Dadang S. Muchtar dalam kesempatan tersebut mengatakan, masyarakat di Kabupaten Karawang sangat majemuk, namun demikian kebersamaan dan kerukunan umat beragama di Kabupaten Karawang, termasuk di Desa Cemarajaya senantiasa terjalin dengan baik. “Kerukunan umat beragama di Kabupaten Karawang tersebut dapat terlihat secara jelas pada acara peresmian ini,” ujarnya

Bupati melanjutkan,bahwa keberadaan masyarakat Buddha di Desa Cemarajaya tidak lepas dari sejarah masa lalu, dimana wilayah tersebut merupakan tempat berlabuhnya perahu-perahu dari negeri China. Mereka selanjut berniaga dan menetap di Kabupaten Karawang hingga saat ini. “Oleh karena itu peresmian vihara ini menjadi tentunya memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Buddha di Kabupaten Karawang,” imbuhnya.

Seterusnya kata Bupati , masyarakat Buddha di Karawang pun memiliki kebanggaan lain. Hal in tidak lain adalah berkat ditemukannya situs Candi Jiwa, yang merupakan situs candi Buddha yang berusia lebih tua dari Candi Borobudur. “Bahkan situs candi tersebut telah dijadikan tempat pusat untuk menggelar acara Puja Bhakti Waisak oleh masyarakat Buddha di seluruh Jawa Barat, Jakarta, dan Banten,” tambahnya, saat ini Pemerintah Kabupaten Karawang telah berupaya untuk melakukan pemugaran situs candi tersebut. Untuk keperluan tersebut, para ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) telah didatangkan untuk mempelajari kondisi tanah di sekitar situs, guna mengetahui kemungkinan adanya benda purbakala lain disekitar situs. “Baru-baru ini bahkan telah ditemukan kerangka manusia yang usianya bahkan lebih tua dari Candi Jiwa,” tambahnya.

Dirjen Bimas Buddha, Budi Setiawan mengatakan, keberadaan vihara tersebut meskipun kecil diharapkan dapat tetap tajam seperti jarum.Hal ini dalam artian keberadaan vihara tersebut dapat semakin meningkatkan aspek moral dan spiritual serta budi pekerti luhur umat Buddha di Kabupaten Karawang. “Keberadaan vihara sangat penting dalam upaya menciptakan rasa toleran dengan orang lain yang berbeda,” ujarnya.

Menurut Budi, rasa toleran sangat penting dalam upaya menciptakan keseimbangan dalam kehidupan, sehingga dapat tercipta kehidupan yang aman dan damai.Namun demikian,rasa toleran tersebut tidak mungkin muncul apabila tidak dilatih terus menerus. “Untuk itu, keberadaan vihara berperan penting dalam upaya untuk menuju kearah tersebut sekaligus membangun moral dan spiritual umat Buddha,” imbuhnya.

Kepala Vihara, Chandiawinata mengucapkan terima kasih yang setinggi-tinginya kepada semua pihak yang telah membantu terkait proses pembangunan hingga diresmikannya Dhamma-Sala Vihara Manggala. “Khususnya kepada Bupati Dadang S. Muchtar serta Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama atas bantuan materil dan spiritualnya selama ini,” tambahnya.

Sementara itu, Dhamma-Sala Vihara Manggala dibangun diatas tanah seluas 820 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 234 meter persegi. Tanah tersebut merupakan hasil tukar guling tanah dari salah seorang donatur, yaitu Edi Priyanto dengan tanah vihara lama yang lebih kecil. Dana pembangunan vihara tersebut dihimpun dari dana kas vihara, bantuan dari Kementerian Agama, Pemerintah Daerah, serta swadaya umat Buddha dari berbagai wilayah, seperti Cibuaya, Cikampek, Rengasdengklok, Cikarang – Bekasi, dan Jakarta./HUMNAS PEMKAB.KARAWANG.

0Komentar